Kamis, 30 April 2015

"MONUMEN JENDRAL SUDIRMAN PAKIS BARU PACITAN" Kemegahan monumen ini sebagai media untuk mengenang jasa para sosok sang Gerilyawan melawan penjajah. [Desa Pakis baru - Kecamatan Nawangan]



patung-panglima-sudirman.jpg

Kali ini kita bahas sebuah obyek wisata yang terpencil di sebelah utara Kabupaten Pacitan yaitu monumen jendral Sudirman. Monumen ini merupakan salah satu obyek wisata sejarah di Pacitan Jawa Timur. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang dan menjadi saksi gigihnya perjuangan salah satu Jendral Besar Indonesia yaitu Jendral Sudirman. Monumen ini terletak di dukuh Sobo, Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan yaitu sekitar 34 km dari pusat kota Pacitan.

pelataran monumen pakisbaru pacitan dari atas

Kita akan melihat patung Jenderal Sudirman setinggi 8 meter kokoh tegak berdiri. Selain monumen, terdapat juga sebuah rumah yang dahulu menjadi markas sang jendral saat melakukan perjuangan gerilya melawan penjajah. Rumah ini dahulu ditempati beliau selama 107 hari, sejak 1 April 1949 s/d 7 Juli 1949. Komplek monumen Jendral Sudirman ini juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti perpustakaan, ruang audio visual, ruang resepsionis, pasar seni, cafetaria, lapangan. Kita juga akan disuguhi diorama perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sampai pengakuan kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 oleh Belanda.

Di kompleks monumen ini kita juga bisa menyaksikan relief yang terbuat dari perunggu yang menggambarkan perjalanan hidup dan perjuangan Jendral Besar Sudirman. Relief itu menceritakan masa kecil hingga akhir usia Jendral Sudirman. Masa kelahiran, mengaji, sekolah, kepanduan, menjadi anggota Peta, memimpin gerilya hingga meninggal terceritakan dengan relief ini.

tanda peresmian monumen oleh pak SBY

Sebelum masuk ke monumen tersebut, kita akan melewati 8 gerbang yang menunjukkan 8 provinsi pada tahun 1948 – 1949. Pada masing masing gerbang kita akan melihat kata kata motivasi yang tertulis di gerbang yang merupakan kata-kata yang pernah di ucapkan jendral Sudirman. Salah satu kata motivasi tersebut berbunyi ” Walau dengan satu paru paru dan ditandu tetap pantang menyerah”.

Untuk mencapai monumen Jendral Soedirman kita harus melewati tiga jalur berundak, dengan jumlah anak tangga tiap jalurnya adalah 45, 8 dan 17. Jumlah anak tangga tersebut merupakan cerminan dari tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 17-8-1945. Patung jendral Soedirman ini berdiri kokoh di atas tanah seluas kira-kira 97,831 meter persegi. Untuk menuju obyek wisata ini kita akan melewati jalan yang berkelok kelok khas daerah pegunungan Pacitan. Kita akan melihat pemandangan yang indah saat perjalanan. Untuk masuk ke obyek wisata ini biasanya tidak dikenakan biaya atau gratis.

~ Rute menuju monumen ini kalau dari Pacitan kota ikuti jalan arah Kecamatan Arjosari, dan belok kiri setelah sampai di pasar Arjosari. Maju sedikit lalu ikuti jalan arah Nawangan atau belok kanan di pertigaan berikutnya. Ikuti jalur utamanya hingga sampai di desa Pakis baru Nawangan, dan jalan masuk Komplek monumen adalah setelah sampai pasar Pakisbaru belok kekiri.
Monumen ini juga dekat bila di akses dari luar kota diantaranya dari wilayah Wonogiri, Ponorogo atau Madiun.


AWAL SEJARAH PEMBANGUNAN MONUMEN JENDRAL SUDIRMAN PAKIS BARU NAWANGAN PACITAN

Monumen-37.jpg
Panglima Besar Jend Sudirman juga merupakan seorang TNI

Kala itu saat dimana Almarhum Roto Suwarno termenung di salah satu ruangan kerjanya di Gedung Sekretariat Negara RI, sepertinya beliau teringat akan segala macam persoalan yang ada di kampung halamanya yang sangat di Cintai. dalam hati dan pikiranya teringat bahwa di desa itulah aku bertemu dan kenal dengan Panglima Besar Jendral Sudirman sapai akhirnya beliau (Alm) di tarik menjadi salah seorang Pengawal pa'Diman sang pemimpin Perang Gerilya dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik kita ini! Tergeraklah hatinya untuk mewujudkan "sesuatu" sebagai sembah baktinya terhadap Panglima Besar Jendral Sudirman yang menurutnya sangat berjasa besar dalam kehidupan pribadi & keluarga hingga dapat merasakan nikmatnya hidup di Kota besar. Dengan perjalanan hidup yang tidak mudah di dapatnya hingga mencapai titik/puncak karir yang di capainya.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Alm) ROTO SUWARNO :
Beloved+Father.jpg

1. Anggota Tentara Pelajar di Solo
2. Anggota Kesatuan Pengawal Panglima Besar Jend. Sudirman 1949
3. Anggota CPM Jakarta
4. Pegawai Kabinet Perdana Menteri 1951
5. Pegawai Sekretariat Negara RI
6. Anggota DPR/MPR RI periode 1977-1987 (anggota yg di angkat Presiden)
7. Anggota MPR RI 1987-1992 (Anggota Terpilih)

Adapun Almarhum Semasa hidupnya sebagai Penggerak & Pelopor Pembangunan Masyarakat desa Pakis dan sekitarnya.

Sumbangsih Almarhum semasa hidup kepada Masyarakat desa Pakis, Nawangan khususnya & kab Pacitan pada umumny sebagaiberikut :
1. Merintis & Menggerakan Pmbangunan Jalan antara kecamatan Purwantoro desa Pakis kecamatan Nawangan menuju kabupaten Pacitan.
2. Menggerakan Penghijauan Produktif Hutan dan Kebun Rakyat di berbagai desa yang mencakup areal lebih dari 1.000 Ha
3. Membangun Sarana Pendidikan untuk Masyarakat dengan membangun SMP & SMA Negeri di desa Pakis
4. Merintis Pendirian dan Pembangunan Puskesmas di desa Pakis
5. Merintis Listrik Masuk Desa di Pakis dan sekitar s/d kecamatan Nawangan
6. Membuat Cek Dam/Bendungan sebagai Irigasi Pertanian Masyarakat desa Pakis
7. Membangun sarana Ibadah seperti Masjid & Mushola di desa Pakis
8. Merintis & Membangun Balai Desa sebagai salah satu sarana kebutuhan Masyarakat di desa Pakis (kabarnya ini Balai Desa Terbesar di Asia Tenggara)
9. Membangun Pasar Tradisional di desa Pakis
10. Membangun Sarana Peristirahatan atau Gedung Serba Guna untuk para Pejabat yang berkunjung ke desa Pakis
11. Melestarikan & Memugar Rumah Ex Markas Gerilya Panglima Besar Sudirman di dukuh Sobo Pakis Baru
12. Membangun Monumen Panglima Besar Jendral Sudirman diatas lahan seluas +/- 10 Ha dengan luas Bangunan Monumen & Lapangan Upacaranya seluas 15.000 meter.

"Senajan sedina ana lindhu kaping pitu, Tetepa oleh mu gondhelan wathon". YANG MAKNANYA "Meskipun satu hari terjadi tujuh kali gempa, Tetaplah memegang teguh pada prinsip yang kita pegang".
~ "Abdullah Lelono Putro" Jendral Sudirnam ~

Monumen-18.jpg
Rumah Gerilya

Monumen-3.jpg
Monunen panglima besar

Monumen-10.jpg
Gerbang Pedang Pora

Monumen-19.jpg
Pak SBY di dalam Rumah Gerilya


AWAL PERJALANAN PEMBANGUNAN MONUMEN

Setelah Lokasi Monumen di tentukan, maka Almarhum segera menggerakan Masyarakat desa Pakis dan sekitarnya untuk ikut berperan serta dalam melaksanakan Pembangunan Monumen dengan tujuan Almarhum agar Rakyat desa mendapat lapangan Pekerjaan sebagai buruhnya. Dan itu alasan mengapa saat itu Almarhum tidak menggunakan alat-alat berat untuk pekerjaan besar tesebut? Sungguh Mulia-nya Hati Almarhum.

Berikut ini beberapa foto bukti proses pembangunan monunen :

Datmiko-1a2.jpg
Lokasi yang di tentukan untuk pembangunan monumen

Datmiko-1aR3.jpg
Maket Area Monumen Sudirman

Datmiko-6R1.jpg
Dikerjaan Tenaga Manusia warga setempat

datmiko10R3.jpg
Rumah Gerilya setelah Pemugaran pertama

Datmiko-2R2.jpg
Areal Monumen dalam tahap Pengerjaan

PEMBUATAN PATUNG PAKIS BARU.jpg
Pembuatan Patung di Sanggar Alm Saptoto, Jogja:
(Pakis-baru.blogspot.in)

6 komentar:

  1. Keren sob artikel nya kapan kapan mampir sob kalau anda berkenan di www.adisblog.id.ai/kumpulan-link-29-april-2015.xhtml

    BalasHapus
  2. @Mr adis,
    oke gan,, swun kunjunganyaa

    BalasHapus
  3. suasanya enak gan.. haha dinginnnn mencekam

    BalasHapus
  4. @izza putra,
    dingin mas, soalnya lokasinya lumayan tinggi :D

    BalasHapus
  5. Disanalah suatu saat aku tinggal suasananya sungguh menyejukan I love pacitan

    BalasHapus
  6. @dewi,
    terimakasih... Kita wajib bangga

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjunganya!
Tolong berikan komentar, dan bagikan artikel ini melalui media sosial..